
Dalam pembelajaran dikelas pendidik masih menggunakan metode yang monoton dengan bahan ajar yang digunakan bersumber dari buku ajar. Maka ada beberapa hal yang harus diperbaiki yaitu :
- Pembelajaran yang dilakukan dikelas masih belum berbasis HOTS
- Materi yang diberikan dalam bahan ajar instalasi tenaga listrik belum mengintegrasikan penggunaan literasi numerasi
- Soal latihan yang diberikan belum menggunakan HOTS
- Kondisi ini diperburuk dengan kurangnya pemanfaatan media ajar dan model pembelajaran inovatif yang diimplementasikan pendidik di kelas.
- Peserta didik saat diberikan pertanyaan yang mengandung HOTS masih kesulitan dalam menjawabnya sehingga pedidik harus menurunkan level kognitifnya dahulu untuk mencapai pertanyaan level HOTS yang diinginkan
- Pendidik juga belum menginterpretasikan pembelajaran berbasis HOTS sehingga peserta didik belum mampu mengembangkan pokok – pokok materi yang telah dipelajari oleh karena itu pendidik harus mampu mengintegrasikan penggunaan TPACK dalam pembelajaran sehingga peserta didik dapat mengembangkan pokok materi yang sedang dipelajari
Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara guru kepala sekolah dan Pakar, maka beberapa tantangan yang terjadi yaitu :
Wawancara Kepada Pendidik/Teman sejawat
- Kurangnya pelatihan untuk pendidik dalam pembelajaran HOTS, sehingga belum mampu mengembangkan konsep HOTS
Wawancara Kepada Kepala Sekolah
- Peserta didik belum mampu menyimpulkan kalimat
- Peserta didik belum bisa mengkomunikasikan kembali suatu wacana
- Peserta didik belum bisa bercerita ulang terkait tugas dengan bahasa sendiri
- Peserta didik belum bisa mengembangkan ide pokok dari suatu kalimat/perintah/bacaan
- Pendidik belum memahami pembelajaran berbasis HOTS
Wawancara Kepada Pakar
- Peserta didik kurang berlatih dalam soal-soal HOTS
- Pendidik belum membiasakan pembelajaran berbasis HOTS
Masalah yang dihadapi dalam pembelajaran :
- Motivasi peserta didik dalam mengikuti setiap tahap kegiatan pembelajaran masih rendah karena masih adanya anggapan kurangnya manfaat dalam mempelajari instalasi tenaga listrik. Hal ini ditandai masih banyak peserta didik yang tidak ikut tertantang dalam menyelesaikan LKPD yang diberikan. Di samping itu, peserta didik memiliki latar belakang kemampuan dasar kelistrikan yang masih minim sehingga nampak kebingungan dalam menyelesaikan LKPD yang diberikan.
Tantangan yang ada di atas harus segera diselesaikan dengan baik oleh seorang guru profesional, diantaranya yaitu:
- Berkaitan dengan model pembelajaran problem based learning
Agar peserta didik termotivasi dalam kegiatan pembelajaran, maka pembelajaran instalasi tenaga listrik dengan Problem based Learning dapat membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, pendidik memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS akan membuat peserta didik termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran bahwa belajar bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan membuat peserta didik mampu meningkatkan keterlampilan berfikir tingkat tinggi.
- Berkaitan dengan media ajar.
Penggunaan media ajar berbasis TPACK untuk memudahkan pendidik mentransformasi ilmu pengetahuan dan juga membangkitkan motivasi belajar peserta didik. Pendidik menggunakan google sites untuk pembelajaran yang menarik dan disajikan lewat proyektor. Peserta didik dapat mengakses melalui gawai mereka masing-masing. Saat test diagnostik dan evaluasi pendidik menggunakan Quiziz sebagai alat evaluasi agar lebih menarik peserta didik dalam mengerjakan. Layaknya sebuah game quiziz menghadirkan bentuk evaluasi yang lebih interaktif.
- Berkaitan dengan penilaian
Seorang pendidik juga dituntut untuk menilai secara keseluruhan dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Tentunya dalam instrumen yang lengkap mulai dari kisi-kisi, indikator ketercapaian setiap ranah, dan rubrik penilaian untuk melengkapi penilaian akhir pembelajaran.
- Berkaitan dengan Praktikum
Alat dan bahan yang digunakan saat praktikum
- Tang kombinasi
- Tang Potong
- Tang Lancip
- Obeng Plus
- Obeng Minus
- Water Pass
- Multitester/AVOmeter
Bahan
- MCB 1 fasa
- Kabel NYA 1,5 mm2
- Fitiing Lampu
- Lampu
- Pipa
- T dos
- Elbow
Dalam melakukan praktikum diperhatikan juga K3 sesuai aturannya. Praktikum dilakasanakan secara berkelompok, dengan demikian peserta didik dapat berkolaborasi dalam menyelesaian tugas praktikum.
Dampak dari penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dipadukan dengan media google sites pembelajaran berbasis TPACK membuat peserta didik lebih bersemangat dan tidak bosan dalam pembelajaran karena pada saat pembelajaran peserta didik dibagi ke dalam beberapa kelompok dan secara berkelompok peserta didik menjawab soal yang diberikan pendidik.
Dengan model pembelajaran Problem Based Learning ini peserta didik lebih termotivasi terlihat dari indikator keaktifan naik dari sebelum menggunakan model pembelajaran Problem based learning. Secara berkesinambungan motivasi belajar peserta didik meningkat maka hasil belajar siswa turut meningkat.
Respon dari Teman Sejawat
Dengan penyusunan Modul Ajar yang sudah di desain secara sistematis dan cermat, pembelajaran Instalasi Tenaga Listrik dengan model pembelajaran Problem based Learning (PBL) yang dilaksanakan tidak sekedar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK(penguatan Pendidikan karakter), literasi, dan kecakapan abad 21.
Faktor keberhasilan pembelajaran
- Dalam proses pembelajaran peserta didik kondusif dalam mengikuti pembelajaran.
- Dengan terlaksananya praktikum peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi hal ini dibuktikan saat peserta didik dapat menyelesaikan masalah yang terjadi saat praktikum.
- Dilihat dari hasil evaluasi pengetahuan 90% peserta didik tuntas dalam pembelajaran
- Dilihat dari hasil praktikum yang dilakukan semua peserta didik berhasil melakukan praktikum sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Penulis : Muhamad Kusdinar, S.Pd.